Cerita Panas Terbaru : Seks Nikmat Antara Aku Dan Mas Iwan

Diposting oleh jin kura kura on Kamis, 18 Oktober 2012
Kumpulan cerita dewasa,cerita hot,cerita panas,cerita sex dari dekilbugil.blogspot.com yang mungkin bisa hilangkan rasa sepi pembaca sekalian semua terangkum dan terupdate disini.

berikut update cerita dewasa,tante bugil,abg bugil,toket,memek kali ini adalah Cerita Panas Terbaru : Seks Nikmat Antara Aku Dan Mas Iwan.Selamat Menikmati.


Cerita Panas Terbaru : Seks Nikmat Antara Aku Dan Mas Iwan
“ Aghh…ughh…..”
“Whooahh…whuuahh…”
Suara desahanku bersahutan dengan suara mas Iwan yang setengah menjerit karena dia telah mencapai orgasmenya.
“ Hosh..hosh…”
“emphhh…emphmmhh..” Suara nafasku dan Nafas mas Iwan yang tidak teratur akibat puncak persenggamaan kami. Sesaat sebelum ejakulasi, tubuh mas Iwan mengejang hebat dan sekitar tiga – empat kali penisnya menyemprotkan sperma hangatnya di dalam vaginaku dan rasanya membasahi rahimku. Namun aku tak khawatir karena aku sudah suntik KB. Dan ini bukan pertama kalinya mas Iwan menyemprotkan air maninya di dalam.

Setelah mas Iwan mencabut kemaluannya yang besar itu, kami segera membersihkan tubuh bersama-sama di kamar mandi. Lalu sambil merokok dan menghabiskan air dingin satu gelas besar, mas Iwan mengajakku ngobrol di atas kasur tempat dimana tadi kami berpacu dalam birahi. Setelah mengecup lembut keningku mas Iwan tidur di sisi sebelah kanan kasur kami. Kasurku dan suamiku, di sisi dimana biasanya suamiku tidur. Tak lama setelah dia tertidur, kupandangi wajahnya. Wajah lelaki yang baru saja menyetubuhi tubuh mulusku ini. Lelaki yang bukan suamiku.

Yah mas Iwan bukan suamiku. Suamiku belum pulang dari kerja. Dan diwaktu siang hari seperti ini dimana saat kompleks perumahan kami sepi, entah sudah berapa kali aku bermain gila dengan mas Iwan. Kuserahkan tubuh ini pada lelaki yang bukan suamiku. Dan parahnya lagi lelaki itu adalah istri orang. Istri mbak Ning, tetangga sebelah rumah kami. Yah mas Iwan dan mbak Ning adalah keluarga yang tinggal di sebelah rumahku.

Masih sambil melihat wajah dan tubuh mas Iwan yang sedang tertidur, pikiranku melayang kembali kebelakang saat kejadian yang entah apakah itu memalukan atau justru aku harus senang bahwa hal itu terjadi. Saat aku diperkosa mas Iwan. Aku sendiri tidak tahu apakah kata-kata diperkosa pantas digunakan mengingat sampai tadi entah sudah berapa kali tubuh mulusku ini dipacu oleh mas Iwan. Dan akupun tak tahu sampai kapan hal ini berlangsung. Dan aku juga tak ambil perduli. Rasa bersalahku memang ada mengingat suamiku yang sangat baik dan sayang padaku. Namun Godaan ini juga terlalu berat untuk kutahan. Atau aku sudah terjebak?? Ah entahlah aku tidak tahu lagi.

= = = = = = = = = = = = = = = = =

“ eeh kapan dateng mbak…”
“shubuh tadi naek bis malam, ntar kerumah ya..!”
“ lho nih berdua-duaan pagi-pagi mo kemana toh..?”
“ mo kepasar, ni loh mas Iwan udah kangen pengen dimasakin.”
“ nanti ke rumah ya wulan, kita masak-masak bareng, mas Danu udah berangkat kerja?”
“ Sudah mbak baru aja…gak tau neh katanya lagi sibuk-sibuknya di kantor…”
“ Yo wes kalo gitu kami tak kepasar dulu ya, kamu ga usah masak wulan, kita masak bareng yah…daaah..”
“Daah mbak, ati-ati yaa…”
Mbak Ning dan Mas Iwan memang pasangan yang serasi. Keduanya selalu tampak mesra dan murah senyum pada siapa saja. Mereka selalu ramah pada setiap orang dan merupakan pasangan yang sangat menyenangkan. Aku sungguh beruntung mempunyai tetangga seperti mereka. Bahkan walaupun aku dan suamiku baru pindah dua bulan di kompleks ini, mereka sudah menganggap aku seperti saudara sendiri. Apalagi kompleks ini adalah perumahan sederhana yang baru dibangun sehingga penghuninya masih belum banyak. Suamiku memilih disini karena disamping harganya cukup murah dibanding perumahan lain, tempatnya tenang dan nyaman. Walaupun agak jauh dari jalan raya, namun melihat pergerakan industri di kotaku membuat kami yakin bahwa cepat ato lambat daerah sekitar perumahan kami akan ramai, dan harganya pasti akan naik. Itulah mengapa saat ada kesempatan dan rejeki untuk bisa membeli rumah, kami memilih di kompleks ini.

Karena belum banyak penghuninya maka, perumahan ini nampak sepi sekali. Bahkan di blok kami hanya ada segelintir keluarga. Salah satunya adalah keluarga mbak Ning dan mas Iwan, yang kebetulan persisi disebelah rumah kami. Mas Iwan bekerja di pabrik kaca nasional bagian maintenance mesin, dan lebih banyak kerja pada malam hari. Sementara Mbak Ning juga bekerja sebagai detailer salah satu farmasi, dan sering harus keluar kota. Namun apabila di rumah, Mbak Ning selalu mengajak aku maen di rumahnya, entah itu hanya sekedar menggosip sampai makan-makan bareng. Apalagi suamiku mas Banu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Dan kebetulan baik keluargaku dan keluarga mbak Ning sama-sama belum punya anak. Dan karena sangat akrab, aku sudah biasa masuk rumah mereka seperti rumah sendiri, begitu juga dengan mereka. Bahkan aku sering minta mas Iwan untuk membetulkan sesuatu di rumahku bila ada yang rusak.

= = = = = = = = = = = =

“ Sendirian aja Wulan..?”
“ Eeh…iya mas..” Kedatangan mas Iwan secara tiba-tiba mengejutkanku yang sedang mencuci piring dan gelas di dapur.
“ ngopi mas?” tanyaku, sambil membereskan gelas dan piring yang baru saja kucuci. Terus terang aku agak grogi, karena ini pertama kalinya aku dan mas Iwan benar-benar berdua. Mbak Ning tadi shubuh sudah berangkat ke luar kota, sementara suamiku kemaren sore juga pergi ke luar kota.
“gak usah wulan, ada yang mau aku omongin sama wulan neh..” suara mas Iwan yang berat ditambah perkataanya tadi membuatku makin deg-degan. Namun aku singkirkan perasaan ini. Toh mas Iwan sudah aku anggap sebagai sodara sendiri.
“ada apa sih mas koq kayaknya serius banget nih, yuk ngobrol di ruang tamu aja” ajakku sambil berjalan menuju ruang tamu.

Sampai di ruang tamu aku agak terkejut melihat pintu rumah dalam keadaan tertutup, tapi aku tidak berpikiran macam-macam, mungkin mas Iwan sengaja menutup lagi. Lalu aku duduk di sofa ruang tamu, dan mas iwan duduk menjejeri aku.
“ada apa mas, ngomong aja!” ujarku sambill tersenyum berusaha untuk santai.
“ wulan, maaf kalo apa yang mau aku omongin ini bikin kamu kaget” aku jadi tembah deg-degan mendengar perkataan mas Iwan.
“ Wulan, dari pertama aku ngeliat kamu, aku jadi kepikiran kamu terus “ dan benar akupun kaget mendengar perkataan mas Iwan ini dan berusaha menerka apa maksudnya.
“ hampir tiap malem aku mbayangin kamu wulan, kamu ayu, seger, bahenol, aku bener-bener ga tahan wulan “ belum sempat aku berkata apa-apa mas iwan sudah memegang tanganku.

“ maksudnya apa sih mas “
“ aku pengen kelonan sama kamu wulan, aku udah ga tahan dan ngiler banget liat kamu, aku tahu pasti kamu ngira aku laki-laki bajingan dan kurang ajar, tapi aku ga perduli wulan, pokoknya aku pengen sekarang kita kelonan” kini satu tangan mas iwan sudah merangkul pundakku. Lidahku rasanya kaku tidak bisa bilang apa-apa, dan tentu saja aku takut setengah mati.
“ mas inget mas, kita udah berkeluarga, mas tolong mas” aku berusaha melepaskan rangkulan tangan mas iwan.
“aku ga perduli wulan, aku tahu kamu bakal nolak, tapi aku tetep maksa, aku minta baek2 wulan, memang kedengerannya gila, tapi aku udah gak tahan liat kamu, pengen cepet cepet bobok ama kamu, aku ga mau perkosa kamu, aku sayang kamu wulan, tapi kalo kamu nolak, mau gak mau aku akan perkosa kamu, dan aku udah mikirkan ini” omongan mas iwan semakin membuatku takut, rangkulan tangannya semakin kuat menekan pundakku berusaha merapatkan tubuhku ke arah tubuhnya.
“mas jangan mas, inget mas, inget keluarga kita masing-masing mas” aku berusaha menenangkan diriku sendiri
“udahlah wulan, mau ya, justru kalo kamu masih sayang sama keluara kita masing-masing kamu kudu mau, kalo enggak mau aku tetep maksa, dan aku udah niat mau perkosa kamu wulan, aku udah ga tahan”
“ mas inget mas….” Aku jadi semakin takut, dan aku tidak tahu lagi mau berbuat apa, aku putuskan untuk lari, aku ga percaya hal ini. Mas iwan dan mbak ning yg sudah kuanggap sebagai sodara sendiri.
“ aahh mas tolonglah mas, aahh…inget mas…” tanganku dicengkeram dengan kuatnya olah mas iwan saat aku berusaha lari.
“ aku juga minta tolong wulan, nurut aja ya…percuma kamu mo kabur kemana?, kalo kamu ga ngikutin apa mauku, nanti keluarga kita malah berantakan, apa kamu berani ngomong sama suamimu??”
“ mas….” Aku Cuma bisa menangis, aku kalut dan takut
“ ayolah wulan, cuman kita aja yg tau, aku udah ga tahan neh pengen ngelonin kamu, kalo kamu ga nurut aku ga tahu apa yg bakal terjadi, aku ga mau ngancem “

Seketika juga mas Iwan membopong tubuhku, lalu berjalan ke arah kamar tidurku.Aku hanya bisa menutup mata dan menangis. Ya ampun aku takut sekali. Dan kurasakan kini tubuhku telah dibaringkannya di atas kasur. Pelan-pelan kubuka mataku, kulihat mas iwan sedang mengunci pintu kamar.

“ mas tolong mas, ingat mas…” aku masih berusaha menyadarkannya,walau suaraku kalah oleh isak tangisku.
“ sudahlah wulan, aku ga mau nyakitin kamu, aku sayang kamu wulan..”
“ hmpppmhhhh…” tiba-tiba mas iwan mencium bibirku ganas, kedua tanganku ditahannya kuat sekali. Kukatupkan bibirku rapat-rapat sambil berusaha memberontak. Namun nampaknya mas Iwan sudah tidak perduli, otaknya sudah dikuasai hawa nafsunya. Dia tetap saja mencium bibirku, sambil menahan tanganku dengan kuat.
“ BUUUGGGHHH..!!!” tiba-tiba mas iwan meninju bantal tepat di sebelah kepalaku dengan kuat, membuat aku semakin takut, dan tangisanku makin menjadi.
“ wulan aku ga mau maen kasar, aku juga ga suka kasar sama kamu, jadi wulan nurut ya sayang..” sambil tersenyum mas iwan mengucapkan kata2 itu, dan memang nadanya diucapkan dengan lembut.

Aku tidak tau harus berbuat apa, aku hanya bisa berdoa dan menangis. Kini mas iwan mencopot kaosnya, nampak tubuhnya yg memang kuakui lebih berisi ketimbang suamiku. Dadanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Setelah itu sekarang dia perlahan meremas payudaraku dengan perlahan dari luar dasterku. Yah aku memang hanya menggunakan daster selutut kalau di rumah dan sialnya aku jarang menggunakan bra sehingga dengan mudahnya mas iwan menemukan putting payudaraku dan mulai memainkannya bergantian anatara yang kiri dan kanan.
“ hmm… wulan tetekmu kenceng banget, ga kegedean juga ga kekecilan, pas ama seleraku sayang…akhirnya aku bisa juga megang tetekmu yg sekal ini..”
Perlahan dicopotnya dua buah kancing dasterku, lalu tanggannya mulai menyusup kedalam mencari payudaraku yg sebelah kiri. Diremas-remasnya lalu dipelintirnya putting payudaraku. Lalu tiba-tiba….
“KREEEKK….” Sekali hentakan disobeknya bagian depan dasterku, hingga kini kedua payudaraku nampak tanpa tertutup apa2 lagi. Aku semakin takut dan hanya bisa menutup mataku sambil menangis perlahan.
“ hmmm.. wulan tetekmu emang bener2 indah sekali…ga rugi aku nekat…” lalu dengan rakusnya diremas dan dijilatinya satu persatu kedua payudaraku.
“ hmpph….tetekmu enak banget wulan, kamu juga keenakan kan sayang…”
“ uhk…hu…ihk…” aku hanya bisa terisak, aku tidak tahu harus berbuat apa, saat mas iwan menggigit-gigit kecil putting payudaraku..
“heesssppppp…..” mas iwan menghisap payudaraku, rupanya dia membuat cupang di atas putingku.

Setelah puas bermain dengan buah dadaku mas iwan membuka seluruh dasterku yang sudah disobeknya tadi, aku hanya menangis dan pasrah tak tahu lagi harus berbuat apa. Kini di tubuhku hanya menyisakan celana dalam, aku yakin tak lama lagi pasti celana dalam ini juga akan dilepasnya. Dan mas iwan berhasil melihat seluruh lekuk tubuhku. Aku mengatupkan kedua tanganku di atas dadaku, hanya itu yg bisa kuperbuat, mataku sama sekali terpejam, aku tidak sanggup untuk melihatnya. Dan benar tak lama kemudian mas iwan memelorotkan celada dalamku. Nampaklah kini kelaminku, sesuatu yg harusnya kujaga dan hanya dapat kuberikan untuk suamiku, kini dengan mudahnya mas iwan bisa melihatnya.

Sesaat mas iwan tidak menyentuhku, dari suara yg aku dengar, aku rasa dia mencopot celananya.
“wulan sayang buka matanya…” diusapnya air mataku, namun aku masih tidak berani membuka mataku.
“wulan tolong jangan sampe aku maen kasar, aku ga mau maen kasar sama kamu..” mendengar ancaman mas iwan aku menjadi takut, perlahan kubuka mataku yang masih tak henti2nya mengucurkan air mata. Dan kini kulihat mas iwan berdiri disamping tempat tidur dalam keadaan telanjang. Kemaluannya sudah menegang keras sekali, nampak kalau dia memang sudah dikuasai nafsu birahi. Kemaluannya cukup besar, aku akui lebih panjang dan lebih besar ketimbang milik mas banu suamiku.
“ duduk wulan…duduk sini….” Ditariknya tubuhku supaya aku duduk menghadapnya. Aku tak tahu apa yg akan dilakukannya terhadapku. Kini aku duduk dihadapannya dan wajahku kutundukkan karena wajahku tepat berada di depan kemaluannya yang sedang tegang itu.
“ hei wulan muka matanya, ga usah malu…” diangkatnya daguku dan kini wajahku tepat di depan kelaminnya yg besar itu.
“ pegang ini sayang…ga lama lagi wulan akan keenakan sama kntol ini…hehehe…” diambilnya tanganku lalu diarahkannya untuk memegang kelaminnya. Ini pertama kalinya aku memegang kelamin laki-laki selain milik suamiku.
“ besar kan sayang?...hehehe…besar ga..? jawab dong…” aku hanya berani mengangguk kecil. Wajahku kembali aku tundukkan.
“ Loh koq diem aja…ayo dihisep donk….masa ga pernah ngisep kntol? …” aku terkjejut mendengar perintahnya, ya ampun aku belum pernah menghisap kelamin laki-laki, bahkan punya suamiku sekalipun, aku merasa aneh kalau harus menghisap kelamin laki2.
“ HISAP WULAN!!!! ISEP!!! Dikasih barang enak koq nolak…?” aku kaget mendengar bentakannya, lalu tiba2 ditekannya kepalaku maju kearah kelaminnya. Aku takut dan merasa jijik. Aku menutup mata saat mukaku menempel dgn kelamin mas iwan.
“ auugghhh…” rambutku dijambak mas iwan, lalu tangannya yg satu menyodorkan kelamin itu ke arah mulutku. Aku hanya menutup mata dan menutup mulutku.
“ hisep wulan, tolong jangan paksa aku maen kasar…” dengan terpaksa dan ketakutan kubuka mulutku dan masuklah kelamin yg besar itu kedalam mulutku. Lalu diarahkannya tanganku lagi untuk memegang kelaminnya. Sementara tangan mas iwan masih menahan kepalaku.
“ Isep sayang….kamu ga pernah isep kntol ya?..” aku menggeleng pelan.
“ bagussss…hahaha….nah sekarang isep yg kuat, enakkan???” walaupun merasa aneh dan jijik, dengan terpaksa aku hisap juga kelamin mas iwan yg besar ini. Aku hanya berharap semua ini cepat selesai.
“ oohhhh uuhhhh enak banget wulan….terus hisep yg kuat sayang…” mas iwan masih menahan kepalaku, dan aku masih menghisap kelaminnya. Aku tak tahu lagi apa yg kulakukan, aku hanya menurut perintahnya karena aku takut.

Sekitar sepuluh menit aku menghisap kemaluan mas iwan, dan rasanya mulutku ini capek. Air mata ini masih terus menetes. Tiba-tiba tekanan tangan mas iwan dikepalaku semakin kuat.
“ ouugghhh wulaannn….isep terus yang kenceng…yg kenceng,….” Kini pinggul mas iwan mulai ikut maju mundur, menyodok kemaluannya didalam mulutku. Dan rasanya semakin lama semakin cepat.
“ oougghhh….aku mau keluar wulan, jangan dilepasin, aku pengen keluarin pejuku di bibirmu yg seksi….” Aku terkejut mendengar kata2 mas iwan, tapi cengkaraman tangan mas iwan yg menahan kepalaku semakin kuat, dan aku hanya bisa pasrah.
“ ouuhhhhgggg……ahhhh…..enaaak bhhangeeetthh…..” dan seketika keluarlah sperma mas iwan hangat dan kental membanjiri mulutku. Kepalaku masih ditahan oleh kedua tangannya, ini pertama kalinya aku merasakan air sperma, entah apa rasanya aku sudah tidak perduli, yg aku inginkan adalah ini cepat berakhir. Lalu diangkatnya daguku sehingga wajahku menghadap ke atas. Sementara kelaminnya masih di dalam mulutku berdenyut-denyut.
“ enak banget wulan…ahhh…. Kamu juga enak kan…ntar juga kamu pasti ketagihan sama peju ku….sekarang telan semua jangan sampe dimuntahin…awas…!!!” dengan terpaksa kutelan sperma mas iwan, skali lagi aku sudah tidak perduli yg aku inginkan saat ini adalah semua ini cepat berakhir.
“ nah sekarang isep neh, ada kluar dikit, nanggung kalo ga diabisin..” mas iwan menekan kelaminnya, keluarnya sedikit air spermanya, dan aku disuruh menghisapnya. Jujur aku merasa terhina sekali namun aku tak tahu harus berbuat apa.

“ bagus…wulan kamu cepet belajarnya…bener2 ga sia2 aku nekat seperti ini..” lalu tubuhku kembali dibaringkannya di atas kasur. Mas iwan ikut berbaring di sebelahku. Aku hanya bisa menutup dadaku dengan tanganku. Mas iwan membelai-belai rambutku, sementara tangan satunya menggerayangi tubuhku, mengelus-elus perutku, pinggulku juga pahaku.
“ wulan maafin aku yah…aku sayang sama wulan dan ga tahan liat wulan…aku janji asal wulan mau nurut semua akan baik2 aja dan aku ga mau maen kasar…”
Lalu mas Iwan naek ke atas tubuhku. Dibukanya kedua tanganku yg menutupi dadaku tadi. Lalu kembali di jilatinya payudaraku bergantian kiri dan kanan dengan rakusnya. Lalu perlahan dijilatinya seluruh tubuhku, mulai dari perut, ke pinggul ke paha sampai ke kaki, lalu jilatannya naik lagi hingga leherku. Kembali dengan buasnya leherku diciumi dan dijilantinya.
“ hmmhhh….hppmmmmhhhh…..” nafas mas iwan terasa beras terdengar ditelingaku saat dia dengan lembutnya mengecup dan bermainlidahnya di sekitar telingaku.
“eempphh….” Aku sendiri terkejut ketika secara tak sadar aku ikut mendesah. Dan sesahanku semakin kuat ketika mas iwan kembali bermain-main di putting payudaraku.
“ uuhhmmmppp…” tiba-tiba perasaan geli melandaku, aku tak tahan dengan cumbuan mas iwan, birahiku terusik. Apalagi kini mas iwan menggigit putingku dengan lembut.
“ouughh….” Aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba tubuhku bereaksi ikut menggeliat seakan-akan menikmati cumbuan mas iwan. Gakmungkin!! Ga boleh!! Aku berusaha menyadarkan diriku sendiri.
“ AUUUHHHGGG….” Aku menjerit, saat tiba-tiba mas iwan menyentuh kelentitku. Persaan geli itu makin besar saat mas iwan mulai menggelus-elus tonjolan di atas bibir kelaminku.
“ muuaahh…ayo wulan…kita nikmatin sama2 ya sayang….aku ga mo kasar sama wulan..aku akan kasih kamu kenikmatan…” mas iwan mengecup pipiku dan membisikkan kalimat itu di telingaku.

Aku hanya menutup mata, aku tidak berani melihat semua ini, tapi aku tidak tahu kenapa dengan diriku sekarang. Tubuhku bereaksi, birahiku menggeliat seakan lupa dengan siapa sekarang aku ini. Dan aku tak sempat berpikir lagi saat kurasakan kedua kakiku dibuka oleh mas iwan dan dia mulai menciumi liang kelaminku dengan lembut.
“ hmmphh….hrupmmp….” terdengar bunyi bibirnya beradu dengan bibir kemaluanku. Dan aku tidak kuasa melawan rasa ini, yah rasa geli yg belum pernah kurasakan. Belum pernah mas banu mencium kelaminku. Kini sekali lagi untuk pertama kali aku mengalaminya dengan mas iwan. Tetanggaku yg sedang memperkosaku.
“ uuuhhh….uuuhh….” kurasakan jebol juga pertahanannku, jilatan lidah mas iwan di dalam kelaminku bersamaan dengan jarinya yg memainkan kelentitku membuat aku tak kuasa menahan semua ini, aku rasanya sudah tidak mampu berpikir lagi. Geli…yah geli yang kurasakan…geli yg nikmat…tp ini salah!! Ini tidak boleh…aku tidak boleh menikmatinya. Perang batin terjadi dalam diriku namun serangan-serangan mas iwan membuat aku tak mampu berpikir. Apalagi kini dia menghisap kelentitku dengan ganasnya.
“ ooouuuugghhhhh……” aku tidak tahan, jujur kuakui ini belum pernah kurasakan. Sensasi yg nikmat, saat mas iwan tak henti-hentinya menghisap-hisap kelentitku. Tak sadar tanganku mencengkrram seprai kasurku. Dan tubuhku mengejang, tiba-tiba aku dapat merasakan aliran darah dalam tubuhku, dan rasanya ada sesuatu yang akan meledak dari dalam tubuhku ini.
“ooouuggghhh…..” aku melenguh panjang, tubuhku mengejang, kelaminku berdenyut-denyut, nafasku semakin cepat. Aku orgasme, yah aku orgasme. Ah betapa memalukannya diriku ini orgasme dengan org yang memperkosaku. Tapi aku akui orgasme ini panjang dan luar biasa sensasinya. Aku makin bingung dan malu. Aku hanya menutup mataku.

“muuacchh….” Aku merasakan mas iwan mencium bibirku. Lalu diangkatnya sedikit pantatku dan pahanya menahan pahaku. Aku menduga dia akan melakukannya sekarang. Sementara aku masih tersengal-sengal dengan orgasmeku tadi, kurasakan sesuatu menyentuh liang kelaminku dan aku yakin itu kemaluan mas iwan.
“ wulan buka matamu…” saat kubuka mataku kulihat wajah mas iwan, dan tubuhnya berada di atas tubuhku.
“ sudah lama aku pengen kelonin kamu, nikmatin tubuhmu wulan….aku masukin sekarang ya sayang….!! Jawab!! “ aku mengangguk pelan, aku pasrah, aku malu, ah entahlah aku tak tahu lagi.
Akhirnya kurasakan kelamin mas iwan masuk menerobos liang kemaluanku. Rasanya sesak dan penuh. Dan kuakiui rasanya nikmat sekali. Rupanya mas iwan sangat pintar dan lihai dalam berhubungan badan. Hentakan-hentakan dan genjotannya terhadap tubuhku selalu mengenai titik nikmatku. Dan aku akui aku dibuat lemas oleh permainannya.

Siang itu kurang lebih selama 1 jam mas iwan melepaskan hasratnya terhadap tubuhku. Setelah itu kami tertidur, akupun tertidur dalam pelukannya. Aku menangis dalam hati, apakah aku ini, aku sudah melanggar janji suci perkawinanku, atpi aku tak tahu harus berbuat apalagi. Dan aku akui aku menikmati apa yang mas iwan lakukan terhadap diriku.Malamnya mas iwan tidak ngantor, dan menginap di rumahku. Semalaman, tubuhku dipacu oleh hasrat birahinya, sekali saar kami mandi bersama-sama, sekali saat aku didapur mas iwan menyetubuhiku sambil berdiri dari belakang. Dan puncaknya dikamar tidur, aku benar2 menjadi pemuas nafsu mas iwan hingga shubuh. Walaupun aku hanya diam, tapi aku tak kuasa menolak ajakannya. Apapun yang diminanya selalu aku turutin. Aku sendiri tidak tahu kenapa.

{ 0 komentar... read them below if any or add comment }

Posting Komentar

 
FASTSEO - SEO Friendly Blogger Template Design by Tutorial SEO Blogspot